Menyambangi Batu Lubang Di Kota Sejuta Wisata Sibolga

Sesudah adzan magrib perjalanan d'mas pengembara berlanjut karena telah merasa cukup berenangnya di Danau Toba dengan terlebih dahulu mengisi bensin di SPBU sekitar danau.

D'mas pengembara melanjutkan perjalanan ke negeri wisata sejuta pesona, iya..! begitulah mereka menyebutnnya

"Negeri Wisata Sejuta Pesona"

Salah satu Kota Madya yang berjarak kurang lebih sekitar 350km dari ibu kota provinsi Sumatra Utara, yaitu Kota Sibolga di Tapanuli Tengah (TapTeng), Sumatra Utara.

Tapi, sebelum d'mas pengembara membagikan cerita tentang Sibolga beserta wisata sejuta pesonanya seperti wisata pantai, wisata air terjun, wisata pulau, dan wisata bahari lainya.

Ada hal lain yang ingin d'mas pengembara ceritakan terlebih dahulu yaitu perjalanan menuju Batu Lubang beserta sejarah singkat tentang Batu Lubang yang berada dijalan menuju Kota Sibolga.

menyambangi batu lubang di kota sejuta wisata sibolga
Melanjutkan Perjalanan Sehabis Beli Bansin. Ahad, 24 April 2016

Setelah sampai di Gapura Tapanuli Utara d'mas pengembara berhenti untuk sekedar istirahat sejenak minum dan menyalakan sebatang rokok.

Malam itu selama di depan Gapura sebatang rokok sampai habis d'mas pengembara sendirian seperti sebuah syutingan film 😁, karena tidak ada kendaraan lain yang melintas di jalan itu, bahkan sedari beberapa kilometer sebelum berhenti tidak berpapasan dengan penguna jalan lain.

Rokok sudah habis dan dahaga sudah terobati perjalanan berlanjut menuju tarutung disini terjadi kemacetan panjang dikarenakan ada sebuah mobil yang mengalami kecelakaan dan sedang di evakuasi. Akhirnya menunggu lagi sampai jalan bisa digunakan kembali.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya jalan bisa dilalui kembali dan d'mas pengembara berhenti disebuah mini market untuk membeli minuman bersoda beserta snack dan coklat agar tidak merasa ngantuk dalam perjalanan menembus malam.

Sekaligus mendinginkan mesin motor sambil menyalakan sebatang rokok lagi sekaligus bertanya arah sama petugas jaga minimarket menuju Sibolga juga mengecek saudara biker's yang telah standby menunggu di Sibolga karena waktu juga sudah hampir jam 23.00 wib siapa tau saudara biker's di Sibolga sudah pada mau istrahat ternyata mereka standby menunggu 24 jam untuk d'mas pengembara.

Lokasi mini market berada di kanan jalan hanya beberapa kilometer dari laka lantas yang membuat macet jalan tadi.

menyambangi batu lubang di kota sejuta wisata sibolga
Berhenti Sejenak Menyalakan Rokok Sebatang. Ahad, 24 April 2016

Setelah istrahat dirasa cukup lanjut lagi perjalanan sesuai arahan dari petugas minimarket tersebut.

Selang berapa kilometer berhenti lagi di markas Batalyon Infanteri 123/Rajawali KOMPI SENAPAN A untuk menumpang ngecas hp dan sekali lagi merokok sambil ngobrol sama anggota TNI.

Hampir semua anggota di markas rajawali ini heran kenapa mau jalan menembus hutan malam-malam.

Dikarenakan mereka heran maka d'mas pengembara pun bertanya apakah di depan, jalan yang akan d'mas pengembara lalui ada macan (harimau) ataupun binatang buas lainnya yang keluar hutan dan turun kejalan.

Merekapun menjawab tidak tetapi berpesan untuk berhati-hati karena jalanan di depan terbilang tidak bagus (rusak). Setelah melihat jam sudah menunjukkan jam 00.00 wib d'mas pengembara pun mengucapkan terimakasih dan berpamitan kepada seluruh pasukan yang sedang berjaga malam itu untuk melanjutkan perjalanan sampai ke Sibolga.

Melintasi jalan yang berkabut dan di beberapa titik terdapat rombongan anjing dengan santainya tidur ditengah aspal jalan yang d'mas pengembara lewati.

Anjing-anjing tersebut terbangun dan minggir karena kaget mendengar suara motor d'mas pengembara mau lewat.

Sesekali melihat ke kanan kiri jalan terdapat sebuah makam besar diantara pohon sawit dibeberapa titik.

Akhirnya sampai di Kota Sibolga sekitar jam 02.15 wib dengan melintasi jalan yang beragam, jalan khas bukit barisan.

Sebelah kiri tebing dan sebelah kanan jurang tanpa pembatas jalan serta berkabut, masuk terowongan dua kali dengan genangan air dibawah terowongan karena air terus menetes dari langit-langit terowongan. 

Para saudara biker's yang berada di Kota Sibolga bertanya, tadi melintasi jalan mana sampai kesininya? d'mas pengembara pun menjawab lewat terowongan batu, mereka keheranan kok lewat situ.

Ternyata bagi sebagian orang jalan yang d'mas pengembara lewati tadi termasuk jalan angker dan sebagian besar saudara biker's yang menunggu tidak berani melintasi jalur itu apalagi pada malam hari terlebih lewat tengah malam.

Karena sering terjadi hal-hal mistis yang menimpa pengendara pada saat melintasi terowongan tersebut, seperti mesin kendaraan tiba-tiba mati, mendengar suara-suara, dan sebagainya.

Pantesan saja pada saat melintas mulai dari Markas TNI hanya berpapasan dengan beberapa pengendara saja, diantaranya satu colt (mungkin membawa sayuran ke kota), satu mobil, dan satu kendaraan motor milik seorang bapak yang terparkir karena berhenti disebuah gubug (bisa jadi menunggu matahari terbit).

Untuk mengurai rasa penasaran yang ada, setelah matahari terbit d'mas pengembara meminta saudara biker's yang berada di Kota Sibolga untuk menemani ke lokasi terowongan yang semalam d'mas pengembara lalui.

menyambangi batu lubang di kota sejuta wisata sibolga
Berada Di Mulut Gua Belanda (dari arah Sibolga). Senin, 25 April 2016

Jalan Tarutung sampai dengan Sibolga memiliki jarak sekitar 66km dan merupakan jalan terunik di dunia karena terdapat sekitar 1200 kelokan/tikungan.

Diantara jalan tersebut juga terdapat dua buah terowongan (gua) dengan jarak jeda ruang terbuka antar terowongan sekitar 70 meter.

Bila melintas dari arah Tarutung ke Sibolga maka terowongan pertama memiliki panjang sekitar 8 meter, sedangkan terowongan yang ke dua memiliki panjang kurang lebih 30-40 meter.

Terowongan yang kedua berjarak sekitar 7-8 km dari pusat kota Sibolga dan bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 15 menit berkendara.

Letak terowongan ini berada di Dusun Simaninggir, Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah. Masyarakat sekitar lebih mengenalnya dengan sebutan Batu Lubang.

Tetapi pada tahun 2014 Pemkab Tapanuli Tengah merubah nama Batu Lubang tersebut dengan nama Gua Belanda.

Penggantian nama tersebut tidaklah serta merta karena terlebih dahulu sudah berkoordinasi sama para tetua adat Tapanuli.

menyambangi batu lubang di kota sejuta wisata sibolga
Berada Di Samping Nama Gua Belanda (dari arah Sibolga). Senin, 25 April 2016

Batu Lubang ini merupakan salah satu saksi bisu kekejaman Belanda saat menjajah Indonesia.

Di dalam terowongan juga sengaja dibuat sebuah relief dari semen yang menceritakan tentang kekejaman Belanda pada waktu pembuatan Gua Belanda ini.

Ada yang menceritakan kalau pembuatan Gua Belanda ini pada tahun 1900an, ada pula yang bercerita sekitar tahun 1930an.

Pada waktu itu Belanda datang dari arah Barus dan mendapatkan jalan buntu (dinding batu gunung yang keras dengan ketinggian dinding sekitar 100 meter) serta hutan belantara tatkala ingin mengambil hasil bumi yang lebih banyak dari tanah Batak.

Rakyat Tapanuli beserta Laskar Kemerdekaan yang menjadi tawanan Belanda pada waktu itu dipekerjakan dengan semena-mena (kerja rodi) untuk memahat dinding batu bukit barisan dengan alat seadanya.

Bahkan sampai menelan banyak korban para pekerja, karena kelelahan dan jasadnya tidak dikuburkan melainkan hanya dilemparkan begitu saja kejurang yang berada disamping jalan tersebut.

menyambangi batu lubang di kota sejuta wisata sibolga
Melihat Air Terjun dan Mencoba Melihat Kedasar Jurang. Senin, 25 April 2016

Disamping Gua Belanda yang pertama (jika dari arah Sibolga) terdapat sebuah air terjun yang berasal dari dalam batu dan airnya langsung jatuh kejurang, tidak bisa untuk didekati apalagi dibuat mandi 😁hanya bisa dijadikan sebagai background spot foto tatkala berhenti di depan Gua Belanda.

Sayang pas d'mas pengembara disitu debit air terjunnya tidak banyak tetapi cukup menarik perhatian, bahkan d'mas pengembara mencoba melihat ke arah dasar jurang tetapi tidak kelihatan.

Semalem setelah tau jalan berkabut, gas kendaraan d'mas pengendara kurangi (alon-alon waton kelakon=pelan-pelan asal sampai tujuan) .

Dalam hati pun bergumam bila sampai terperosok kejurang bersama sepeda motornya tentu tidak akan ada orang yang mengetahui apalagi coba mencari jasadnya.


Silahkan klik ikuti, jika saudara berkenan. Salam Paseduluran

0 Komentar

Profile, Nama, dan segala bentuk Link Aktif lainnya otomatis dimatikan jika berkomentar di sini. Maaf 🙏