Gua selarong berada di dusun Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan tempat wisata sejarah.
Para saudara pengembara bila berkeinginan menuju tempat wisata ini bisa dengan mudah mengendarai kendaraan pribadi ataupun dengan mengunakan carteran, karena letaknya yang berada diperbukitan dan jauh dari kota (terletak di perkampungan) maka tidak ada angkutan umum lewat jalan tersebut.
Bukan berarti jalan menuju wisata gua selarong ini jelek bukan ya, hehee,... Jalannya sudah bagus dan sudah mengalami beberapa kali perbaikan (pengaspalan ulang) jadi sekarang lebih bagus lagi.
Kok tidak ada angkutan umum?, memang dari dulu tidak ada angkutan umum lewat jalur situ meskipun merupakan tempat wisata.
![]() |
Gapura Selamat Datang Ke Dua. Ahad, 05 April 2020. |
Bila para saudara pengembara berniat mengunjungi gua selarong jangan kuatir tersesat jalan, bila dari arah kota jogja maka keselatan menuju jalan Bantul.
Setelah sampai di simpang empat Klodran Masjid Manunggal Bantul (Masjid Agung Bantul) belok ke arah barat menuju jembatan Sindon, setelah jembatan belok ke utara menyusuri jln Selarong. Gua selarong letaknya dikiri jalan dari arah jalan tersebut.
Bila kita menyebut nama gua selarong maka akan banyak penduduk sekitar yang sudah tau tempatnya, jadi jangan sungkan bertanya bila memang saudara pengembara tersesat jalan.
Penduduk sekitar dan para wisatawan lokal lebih mengenal gua itu dengan sebutan Gua Pangeran Diponegoro.
Harga tiket masuknya juga masih sangat murah yaitu sekitar Rp: 5000,- sampai Rp: 7000,- sudah sama harga tiket masuk, itu bila berkunjungnya pakai sepeda motor. Wisata sejarah gua selarong buka dari jam 08.00 wib sampai jam 17.00 wib.
Ada beberapa orang yang menyebutnya selarong berasal dari kata bahasa jawa sela yang berarti luang dan rong yang berarti ruang (lubang dalam tanah). Karena ditebing bukit kapur tersebut terdapat sebuah gua.
Dan kenapa dinamai gua Pangeran Diponegoro karena sejarahnya dulu tempat tersebut pernah dijadikan tempat pelarian dan persembunyian Pangeran Diponegoro pada waktu memimpin perang gerilya melawan penjajah.
Di dalam sejarah tercatat pada tanggal 21 juli 1825 rumah Pangeran Diponegoro (Tegalrejo) dikepung oleh pasukan Belanda yang bermaksut menangkap Pangeran Diponegoro tetapi Sang Pangeran beserta pasukannya berhasil meloloskan diri dan menuju kearah bukit yang berada di selatan kota Yogyakarta (kurang lebih jarak 6 pal/9 km) yaitu ke gua selarong.
![]() |
Tempat Tidurnya Pangeran Diponegoro/Gua Putra. Ahad, 05 April 2020. |
Kabar peristiwa lolosnya Pangeran Diponegori tersebut sampai ke Keraton Mataram jogja dan akhirnya banyak para bangsawan yang memutuskan untuk mengikuti Pangeran Diponegoro. Serta menjadikan gua selarong sebagai markas besar perang gerilya.
Adapun nama gua yang ada di gua selarong yaitu Gua Putra (tempat tidurnya Pangeran Diponegoro serta kaum lelaki) dan Gua Putri (tempat tidurnya istri Pangeran Diponegoro serta kaum perempuan).
Kurang lebih seperti itu kenapa kok dinamai Gua Pangeran Diponegoro. Pada waktu itu saya kira masih belum banyak rumah dan masih hutan belantara belum seperti sekarang. Sehingga membuat gua selarong sebagai tempat yang strategis untuk dijadikan markas besar.
Letaknya yang berada di kaki bukit kapur bisa dengan mudah mengawasi keadaan sekitar dari atas bukit. Tempatnya yang tersembunyi membuat pasukan Belanda kesulitan untuk bisa menemukannya apalagi sampai mendekat.
Gua selarong sekarang sudah lebih tertata dengan bukti adanya anak tangga, ikon Pangeran Diponegoro, tulisan buat begroud berfoto, toilet umum, para pedagang, dan tempat ibadah umat islam/mushola (masjid kecil) membuat para wisatawan tidak kesulitan bila ingin menjalankan ibadah ataupun ingin membeli makanan.
Bila saudara para pengembara berwisata ke gua selarong, belum lengkap rasanya bila tidak sampai ke gua-nya, untuk bisa sampai ke Gua Putra maupun Gua Putri saudara pengembara harus berjalan kaki dari tempat parkir kendaraan dan menaiki banyak anak tangga (maaf saya tidak menghitung berapa jumlah pastinya anak tangga tersebut).
Meskipun akan terasa capek saat menaiki anak tangga, sesampainya diatas akan terbayar lunas capeknya. Udara yang masih sejuk serta suasana khas pedesaan membuat rasa capek hilang.
Bila musim penghujan tiba maka tambah indah suasananya karena terlihat air terjun ditebing sisi sebelah selatan gua, dari aliran air selokan yang meluap ketambahan air hujan.
0 Komentar
Profile, Nama, dan segala bentuk Link Aktif lainnya otomatis dimatikan jika berkomentar di sini. Maaf 🙏